Rahim Pengganti

Bab 67 "Putusan Persidangan"



Bab 67 "Putusan Persidangan"

0Bab 67     

"Putusan Persidangan"     

"Mas!!" panggil Carissa. Bian menoleh ke belakang, senyum dibibir pria itu mengembang. Bian segera beranjak dari tempat tidurnya, lalu mendekati sang istri menerima teh lemon yang sudah dibawa oleh Carissa.     

"Anak cantik Bunda, udah bangun, Nak. Tahu aja ya kalau ada ayahnya," ucap Caca, sembari membawa Melody ke dalam gendongannya. Anak itu baru berusia 1 bulan tapi sudah seperti 4 bulan, pipi gembil milik Melody membuat semua orang yang melihatnya selalu saja ingin mencium dan gemas.     

"Anak ayah gitu," jawab Bian dengan senyum yang tercetak dengan sangat jelas. Bian mengambil Melody, melihat kedekatan kedaunya membuat hati Carissa menghangat. Meskipun ingatannya masih belum pulih semua namun, Caca bisa merasakan semuanya hal tulus yang diberikan oleh semua orang.     

"Kamu ke mana?" tanya Bian saat melihat istrinya itu beranjak dari duduknya. Carissa menoleh "Mau ke bawah Mas, kan. Belum selesai masaknya, kasihan Mama masak sendiri," jawab Carissa.     

"Masak apaan? Kenapa seperti kalian repot sekali, tadi Mas lihat Siska juga membeli beberapa barang. Emang akan ada apa?" tanya Bian.     

"Kamu gak tahu Mas? Itu nanti malam, temannya Siska yang di Yogya kan mau ke rumah,"jawab Caca. Bian bingung, sejauh ini tidak ada yang memberitahunya mengenai hal itu. Bian ingin bertanya lebih jauh namun, istrinya itu sudah lebih dulu keluar dari dalam kamar.     

***     

Malam harinya, semua orang sudah berkumpul. Carissa sudah membawa Melody ke ruang makan. Kali ini makan malam mereka sedikit berbeda, karena Nizam yang bertemu dengan Siska di Yogya datang ke rumah. Sebenarnya Nizam ingin mengajak Siska untuk jalan keluar namun, Mama Ratih lebih dulu meminta pria itu untuk makan malam di rumah mereka. Hal seperti ini, di manfaatkan oleh Nizam supaya bisa lebih dekat dengan Siska.     

Tatapan mata Bian sangat tajam, pria itu menatap ke arah Nizam dengan tatapan seperti ingin memakan manusia, Carissa seketika langsung menyenggol lengan suaminya itu, Bian pun menoleh ke arah sang istri.     

"Matanya biasa aja Mas," bisik Carissa. Namun, Bian tetap memasang wajah galaknya, pria tidak mau melihat adiknya mendapatkan pria yang salah. Meskipun, Bian tahu ini hanya makan malam biasa, tapi tetap saja Bian harus berhati-hati pria itu todak ingin apa yang terjadi kepadanya yang salah memilih pasangan terjadi juga kepada Siska. Sebagai pria yang menggantikan posisi sang Papa membuat Bian menjadi pria pertama yang akan selalu melindungi Siska.     

"Haloo everibade," pekik tante Elsa. Wanita itu datang dengan dandan yang begitu waw. Membuat Bian hanya bisa menatap datar ke arah tantenya itu.     

"Tante."     

"Nizam."     

Semua orang di sana terkejut dengan apa yang mereka lihat, apalagi tante Elsa yang tidak menyangkah bisa bertemu dengan Nizam di sini, senyum manis terbit dari bibirnya jika ada Nizam di rumah ini itu artinya, Siska sudah mulai membuka dirinya untuk orang lain.     

"Kamu kenal dengan nak Nizam Sa?" tanya Mama Ratih.     

"Kenal mbak. Siapa yang tidak mengenalnya, dia itu seorang pengusaha sukses di Yogya. Beberapa kali, kita ada bisnis bareng, hanya saja aku selalu sama Omnya Nizam," jawab tante Elsa.     

Tante Elsa semangat sekali menceritakan Nizam kepada Mama ratih, sedangkan Nizam dan Siska hanya bisa geleng geleng kepala melihat Elsa yang begitu lincah memberitahu semua hal yang dirinya ketahui. Bian sudah malas berada di sana, apa lagi perutnya sudah sangat lapar. Pria itu langsung menyela perbincangan tersebut dan meminta untuk memulia makan malamnya.     

Di meja makan, sudah banyak makan yang terhidang semua ini adalah hasil karya Carissa dan Mama Ratih. Keduanya jika sudah berada di dapur sangat kompak dalam meracik berbagai macam masakan. Melody sudah berada di dalam trollernya, sehingga Carissa bisa ikut makan dengan mereka semua.     

"Ini yang masak Siska?" tanya Tante Elsa.     

"Gak. Mama sama Mbak Caca yang masak. Aku hanya jadi orang yang belanjanya saja," jawab jujur Siska.     

"Ini bocah, mana bisa masak. Tante kayak gak kenal dia aja, masak mie aja sukur sukur gak gosong," sahut Bian. Mendengar hal itu membuat Siska kesal, gadis itu ingin menjawab namun, sang Mama langsung mencegahnya, Nizam hanya tersenyum melihat raut wajah Siska yang malu saat Bian mengatakan hal itu.     

Carissa langsung memberikan tatapan tajam kepada suaminya itu, Bian selalu saja membuat suasana sedikit canggung seperti saat ini. Mereka pun melanjutkan makannya dengan tenag, sesekali Nizam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Tante Elsa atau pun Mama Ratih.     

***     

Carissa bersikeras meminta ikut pergi bersama Bian. Wanita itu ingin tahu bagaimana hasil persindangan Della yang akan diadakan hari ini, sudah selama dua minggu ini pihak kepolisian dan pengadilan melakukan penyelidikan terhadap beberapa kasus yang dilakukan oleh Della, dan hari ini Bian di minta untuk hadir kepersidangan untuk mendnegar keputusan yang diberikan oleh Hakim.     

"Untuk apa sih, kamu ikt mending kamu di rumah aja sama Melody. Serahkan semuanya sama Mas ya, ini akan menjadi akhir untuk semuanya jadi kita bisa hidup ke depannya dengan lebih baik," ucap Bian. Namun, sekeras apapun Bian membujuk Caca, wanita itu tetap ingin ikut kepersidangan. Akhirnya Bian menyetujui hal itu, keduanya berangkat menuju pengadilan. Tak lupa Bian selalu mengenggam tangan Carissa, telihat wanita itu gugup. Seharusnya beberapa hari yang lalu Carissa harus datang untuk memnuhi panggilan sebagai korban. Namun, Bian meminta untuk tidak perlu dan berkat tim lawyernya hal tersebut tidak terjadi.     

Sesampainya di ruangan persidangan, seketika tubuh Caca membeku. Wanita itu tidak mengerti dengan apa yang dirinya rasakan. Melihat Della dan bertemu untuk pertama kalinya setelah dirinya kecelakaan dan hilang ingat membuat Caca merasakan bayangan bayangan gelap itu muncul kembali.     

"Kamu kenapa?" tanya Bian saat melhat istrinya itu memejamkan matanya. Mendengar pertanyaan itu Caca langsung membuka mata dan menggelengkan kepalanya, wanita itu tidak mau membuat suaminya itu khawatir dengan dirinya.     

"Aku gak apa apa Mas."     

"Kamu yakin."     

Carissa menganggukkan kepalanya, mereka berdua pun mulai duduk di sana menyaksikan bagaimana penuntut umum memberikan beberapa bukti dan menyampaikan tuntutannya kepada Della. Aiden yang ada di dalam ruangan itu berusaha untuk membela wanitanya, namun terlalu banyak barang bukti membuat Della sangat sulit dibela. Kuasa hukum yang digunakan oleh Aiden sudah menyerah, melihat Aiden yang begitu semangat berjuang untuk Della membuat sudut hati Bian seperti tertusuk benda tumpul.     

Suara teriakan Della, kepada Hakim membuat semua orang menatap Della dengan berbagai tatapan ada yang merasa iba ada yang jijik dengan apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu. Pengadilan sudah memutuskan bahwa Della akan menjalani hukuman sebagai 8 tahun, bukan hanya Della namun, Aiden juga mengenai kasus video panas yang beredar.     

Della berlari menuju tempat duduk Carissa, wanita itu mendekati Caca dan menjambak rambutnya melihat hal itu membuat Bian mencoba memisahkan mereka namun, Della sudah lebih cepat menyeret Caca.     

"Lepaskan dia, jangan pernah menyakiti istri saya," bentak Bian.     

"Ha ha ha, istri kontrak yang belum tepatnya. Ingat kalian harusnya bercerai setelah anak itu lahir. Kehadiran dia yang membuat kamu melupakan aku Mas," ucap Della. Beberapa pihak kepolisian sudah mencoba membawa Della, dan akhirnya Carissa bisa lepas dari wanita itu. Bian segera memeluk erat istrinya itu, Bian segera memberikan usapan lembut kepada istrinya supaya Caca bisa lebih tenang.     

"Loe bakalan menyesal Ca. Loe orang yang paling jahat, loe merebut semuanya dari gue. Gue gak akan tinggal diam, tunggu gue akan balas semuanya."     

###     

Hallo. Selamat membaca, semoga kalian suka ya. He he he ini Della udah masuk penjara, semoga gak ada yang jahat lagi. Sehat terus buat kalian semua, love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.